Kenalkan Budaya Nusantara pada Anak, Mahasiswi KKN TIM 2 UNDIP Sekaligus Gali Budaya Setempat!

  • Aug 16, 2023
  • Admin Desa Tegalombo

Kamis (27/07/2023),  Mahasiswi KKN Tim 2 Undip selenggarakan kegiatan “Sadar Budaya”. Anak-anak Desa Tegalombo, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang akhirnya merasa sadar bahwa mereka hidup dalam lingkungan yang kental dengan budaya. Mereka bahkan sebelumnya bingung yang dimaksud budaya itu seperti apa. Namun, setelah mendapat edukasi terkait budaya oleh salah satu mahasiswi KKN Undip, mereka paham dan sadar akan budaya setempat.

Budaya merupakan sesuatu yang memang tidak sepenuhnya tentang produk. Oleh karenanya, banyak anak atau dewasa sekalipun yang tidak tahu atau sadar akan keberadaannya. Budaya sendiri cakupannya luas, ia perlu perhatian khusus supaya tetap lestari. Upaya untuk tetap lestari itu salah satunya adalah dengan mengajar ataupun belajar.

Sekolah dasar harusnya menjadi dasar pula mendapat pengajaran sederhana akan banyak hal termasuk budaya. Akan tetapi, banyak yang justru abai dan hanya mengedepankan pengajaran mengenai hal-hal yang dianggap terus relevan di masa depan. Budaya terlebih lingkup tradisional dianggap kuno dan tak perlu dipelajari oleh sebagian besar orang. Padahal nyatanya budaya menjadi tonggak unsur kehidupan lainnya hingga ia bukan jadi hal tabu jika dipelajari atau sekadar diketahui.

Mereka memang terlahir di era yang tak lagi tertinggal dalam segala halnya. Budaya yang melingkupi pun berupa budaya yang telah tercampur dengan budaya asing. Luar biasa apabila anak-anak tidak hanya kenal dengan budaya modern yang memang leluasa keberadaannya di era mereka. Salah satu mahasiswi KKN Tim 2 Undip berusaha mencipta hal luar biasa tersebut.

Anak-anak diperkenalkan dengan budaya-budaya di Indonesia di antaranya batik, wayang, noken, tari saman, keris, angklung. Semua hal terkait budaya tersebut seperti sejarah, bentuk, penggunaan, pelaksanaan, dan lain sebagainya disampaikan semestinya. Alasan mengapa budaya tersebut yang menjadi contoh edukasi adalah karena telah terdaftar di UNESCO. Anak-anak pada nyatanya belum tahu keberadaan UNESCO hingga perlu diberi tahu yang mana selanjutnya bisa menyadarkan mereka bahwa keberadaan budaya juga penting tidak hanya di tempat munculnya budaya tersebut melainkan bagi dunia.

Selain mengenal budaya Nusantara yang telah terdaftar di UNESCO, anak-anak selanjutnya menyadari bahwa di lingkungan mereka terdapat budaya yang tak kalah luar biasanya. Di sini ada barongan, kuda lumping, ujar Melisa, salah satu murid kelas 6 SD N 02 Tegalombo. Melisa lalu mampu menyampaikan dengan sederhana apa yang ia ketahui dari kebudayaan tersebut.

Barongan dan kuda lumping memang terkenal di Desa Tegalombo. Terdapat kelompok kebudayaan yang menaunginya bernama Budaya Larasati Tegalombo. Kelompok budaya tersebut berdiri sejak 1986 hingga kini terus berupaya untuk dikenal tak hanya di tempat berdirinya. Singo barong dan kuda lumping merupakan pertunjukan yang telah membahana. Pertunjukan tersebut mengisahkan upaya raja dan para prajurit untuk melindungi dayang-dayang kerajaan yang hendak direbut oleh leak (setan). Biasanya barongan (pengibaratan harimau) tampil lebih dulu sebelum kuda lumping dan puncaknya adalah tampilnya para dayang yang berhasil dilindungi. Intinya, pertunjukan terdiri atas empat komponen yaitu barongan, leak, kuda lumping, dan dayang. Tiap pertunjukan terdapat beberapa kali jeda untuk kesempatan pergantian kostum para pemain.

Edukasi terkait budaya harusnya terus digalakkan sebab hal tersebut merupakan salah satu upaya pelestarian. Tidak hanya anak-anak yang perlu mendapat edukasi terkait budaya, tapi siapapun juga wajib mendapatkannya. Semuanya pun harusnya sadar bahwasanya mereka hidup di lingkungan yang berbudaya di mana selanjutnya menjadi pemegang peran penting terhadap budaya yang ada.

 

Oleh    : Shinta Pujiati (Sastra Indonesia_FIB_Undip)

DPL    : Dr. Hari Susanta Nugraha, S.Sos., M.Si